Jumat, 25 Oktober 2013

Konsep Pancasila

MEMAHAMI KONSEPSI PANCASILA
Menurut Muhammad Yamin: (sansekerta)
Panca: lima
Syila: vocal I (pendek): batu sendi, alas/dasar
Syiila vocal I (panjang): peraturan tingkah laku yg baik,yg penting atau senonoh
Pancasila: berbatu sendi lima/dasar yg memiliki lima unsur

1.    Bahasa pancasila  terdapat dlm kepustakaan budha di India  yg bersumber dr 3 kitab suci(Tripitaka), Suttha pitaka,adhidama pitaka, dan vinaya pitaka, (mengajarkan ttg moral)
2.    Menurut  budha pancasila sbg lima  aturan (five moral principles) berisi 5  larangan/pantangan

SETELAH MASUKNYA ISLAM MASYARAKAT JAWA MENGENAL AJARAL MORAL “DENGAN LIMA LARANGAN/PANTANGAN
1.    Mateni: membunuh
2.    Maling: mencuri
3.    Madon: berzina
4.    Mabok: minuman keras/menghisap candu
5.    Main: berjudi
Semua huruf ajaran moral diawali dg huruf “M” (malima) lima larangan (Ismaun. 1981:79)

HISTORIAL LAHIRNYA PANCASILA
Dalam sidang BPUPKI tanggl 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengajukan  pemikiran ttg dasar negara yg berisi 5 asas dasar negara:
1. peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Peri kesejahteraan

Setelah berpidato beliau menyampaikan rumusan secara tertulis:
1.    KETUHANAN YANG MAHA ESA
2.    KEBANGSAAN PERSATUAN INDONESIA
3.    RASA KEMANUSIAAN YG ADIL DAN BERADAB
4.    KERAKYATAN YG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DLM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
5.    KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

TANGGAL  1 JUNI 1845 (Ir. SOEKARNO)
Kesempatan beliau menyampaikan pemikirannya tentang dasar negara RI:
1. nasionalisme atau kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
(mengusulkan agar dberi nama: pancasila) dan diterima secara bulat oleh sidang BPUPKI

lima sila menurut beliau bs diperas jd “TRI SILA “ yg rumusannya:
1.    SOSIO NASIONAL: NASIONALISME DAN INTERNASIOLISME
2.    SOSIO DEMOKRASI: DEMOKRASI DG KESEJAHTERAAN RAKYAT
3.    KETUHANAN YG MAHA ESA
TRI SILA BS JG DIPERAS MENJADI EKA SILA: SATU SILA (GOTONG ROYONG) Tahun 1947 pidato beliau diterbitkn dg judul “Lahirnya Pancasil”  (tgl 1 juni hari lahirnya Pancasila )
PIAGAM JAKARTA (22 JUNI 1945)
PANITIA 9 BERHASIL MENYUSUN NASKAH YG DIDALAMNYA MEMUAT PANCASILA:
1.    KETUHANAN DG KEWAJIBAN MENJALANKAN SYARIAT ISLAM BG PEMELUK2NYA
2.    KEMANUASIAAN YG ADIL DAN BERADAB
3.    PERSATUAN INDONESIA
4.    KERAKYATAN YG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DLM PERMUSAYAWARATAN PERWAKILAN
5.    KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

RUMUSAN PANCASILA DLM MEMPERTAHANKAN PROKLAMASI KMERDEKAAN:
(RIS 29/12/45-17/08/50)
1.    KETUHANAN YG MAHA ESA
2.    PERI KEMANUSIAAN
3.    KEBANGSAAN
4.    KERAKYATAN
5.    KEADILAN SOSIAL

(UUDS 17/08/50-05/07/59)
1.    KETUHANAN YG MAHA ESA
2.    PERI KEMANUSIAAN
3.    KEBANGSAAN
4.    KERAKYATAN
5.    KEADILAN SOSIAL
Dr beberapa rumusan tsb yg sah dan konstitusional adalah rumusan pancasila yg tercantum dlm  pembukaan uud 1945 yg diperkuat dg ketetapan. Mpr. N0.xx/mprs/1966 dan impres n0 12 tangal 13 april 1968 bahwa: pengucapan, penulisan,dan rumusan pancasila dasar negara republik indonesia yg benar adalah sebagaimana yg tercantum dalam pembukaan uud 1945


Kamis, 24 Oktober 2013

Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul

Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul

Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa ilmu Asbabun Nuzul tidak ada gunanya dan tidak ada pengaruhnya karena pembahasannya hanyalah berkisar pada lapangan sejarah dan ceritera.Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun Nuzul tidaklah akan mempermudah bagi orang yang mau berkecimpung dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Anggapan tersebut adalah salah dan tidaklah patut didengar karena tidak berdasarkan pendapat para ahli Al-Qur’an yang dikenal dengan ahli tafsir.
Di sini akan diungkap secara sekilas pendapat sebagian ulama dan kemudian akan disertakan beberapa faedah tentang ilmu Asbabun Nuzul.
Al-Wahidy berpendapat: “menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan penjelasan turunnya tidaklah mungkin.”
Ibnu Daqiqil ‘Ied berpendapat: “Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salahsatu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur’an.”
Ibnu Taimiyah berpendapat: “Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat”.
Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu Al-Qur’an.
Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.
  2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
  3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahirnya hashr.
  4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan.
  5. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul.
Beberapa contoh tentang faedah ilmu Asbabun Nuzul.
Pertama:
Marwan ibnul Hakam sulit dalam memahami ayat:
Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang mereka telah kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksaan. (Ali Imrân: 188).
Beliau memerintahkan kepada pembantunya: “Pergilah menemui Ibnu Abbas dan katakan kepadanya, bila semua orang telah merasa puas dengan apa yang telah ada dan ingin dipuji terhadap perbuatan yang belum terbukti hasilnya pasti ia akan disiksa dan kamipun akan terkena siksa”. Ibnu Abbas menjelaskan kepadanya (pembantu), bahwa ia (Marwan) merasa kesulitan dalam memahami ayat tersebut dan kemudian Ibnu Abbas menjelaskannya: “Ayat tersebut turun sehubungan dengan persoalan Ahli Kitab (Yahudi) tatkala ditanya oleh Nabi SAW, tentang sesuatu persoalan dimana mereka tidak menjawab pertanyaan yang sebenarnya ditanyakan, mereka mengalihkan kepada persoalan yang lain serta menganggap bahwa persoalan yang ditanyakan oleh Nabi kepadanya telah terjawab. Setelah itu mereka meminta pujian kepada Nabi, maka turunlah ayat tersebut di atas. (HR. Bukhari Muslim).
Kedua:
Urwah Ibnu Jubair juga mengalami kesulitan dalam memahami makna firman Allah SWT:
Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Barangsiapa yang beribadah Haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. (Al-Baqarah: 158).
Menurut zhahir ayat dinyatakan bahwa sa’i antara Shafa dan Marwah adalah tidak wajib, bahkan sampai Urwah ibnu Zubair mengatakan kepada bibinya Aisyah r.a.: “Hai bibiku! sesungguhnya Allah telah berfirman: “tidak mengapa baginya untuk melakukan sa’i antara keduanya”, karena itu saya berpendapat bahwa “tidak apa-apa bagi orang yang melakukan Haji Umrah sekalipun tidak melakukan sa’i antara keduanya”. Aisyah seraya menjawab: “Hai keponakanku! kata-katamu itu tidak benar. Andaikata maksudnya sebagaimana yang kau katakan niscaya Allah berfirman “tidak mengapa kalau tidak melakukan sa’i antara keduanya”.
Setelah itu Aisyah menjelaskan: bahwasanya orang-orang Jahiliyah dahulu melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah sedang mereka dalam sa’inya mengunjungi dua patung yang bernama Isaar yang berada di bukit Shafa dan Na’ilah yang berada di bukit Marwah. Tatkala orang-orang masuk Islam diantara kalangan sahabat ada yang merasa berkeberatan untuk melakukan sa’i antara keduanya karena khawatir campur-baur antara ibadah Islam dengan ibadah Jahiliyah. Dari itu turunlah ayat sebagai bantahan terhadap keberatan mereka (yang mengatakan) kalau-kalau tercela atau berdosa dan menyatakan wajib bagi mereka untuk melakukan sa’i karena Allah semata bukan karena berhala. Itulah sebabnya Aisyah membantah pendapat Urwah berdasarkan sebab turun ayat.
Ketiga:
Sebagian Imam mengalami kesulitan dalam memahami makna syarat dalam firman Allah SWT:
Dan perempuan-perempuan yang terhenti dari haid diantara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang) iddahnya maka iddah mereka adalah 3 bulan. (Ath- Thalaq: 4).
Golongan zhahiriah berpendapat bahwa Ayisah (wanita yang tidak lagi haid karena sudah lanjut usia) mereka tidak perlu masa iddah bila keayisahannya tidak diragukan lagi. Kesalahpahaman mereka nampak dengan berdasarkan Asbabun Nuzul, dimana ayat tersebut adalah merupakan khitab (ketentuan) bagi orang yang tidak mengetahui bagaimana seharusnya dalam masa iddah, serta mereka ragu apakah mereka perlu iddah atau tidak. Dari itu maka
makna “ ” (bila anda bingung tentang bagaimana mereka dan tidak mengerti tentang iddah mereka, maka inilah undang-undangnya). Ayat turun setelah ada sebagian shahabat yang mengatakan bahwa diantara iddah kaum wanita tidak terdapat dalam Al-Qur’an; yaitu wanita yang masih kecil dan wanita yang Ayisah. Setelah itu turunlah ayat yang menjelaskan ketentuan tentang mereka. Wallâhu a’lam.
Keempat:
Diantara contoh tentang ilmu Asbabun Nuzul sebagai sanggahan terhadap dugaan hashr (batasan tertentu) sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Syafi’i tentang firman Allah SWT:
Katakanlah! tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. (Al-An’âm: 145).
Dalam hal ini beliau mengungkapkan yang maksudnya: bahwa orang kafir ketika mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah dan menghala1kan apa yang diharamkan Allah serta mereka terlalu berlebihan, maka turunlah ayat sebagai bantahan terhadap mereka. Dengan demikian seolah-olah Allah berfirman “Yang halal hanya yang kamu anggap haram dan yang haram itu yang kamu anggap halal”.
Dalam hal ini Allah tidak bermaksud menetapkan kebalikan dari ketentuan di atas melainkan sekedar menjelaskan ketentuan yang haram samasekali tidak menyinggung-nyinggung yang halal.
Imam Al-Haramain berkata “uslub ayat tersebut sangat indah. Kalau saja Imam Syafi’i tidak mengatakan pendapat yang demikian niscaya kami tidak dapat menarik kesimpulan perbedaan imam Malik dalam hal hashr/batasan hal yang diharamkan sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas”.
Penjelasan dari makna ayat.
Sekedar penjelasan dari uraian di atas saya berpendapat bahwa zhahir ayat menunjukkan batasan yang haram, dimana yang haram adalah hanya yang tersebut dalam ayat di atas, padahal persoalannya tidak demikian, karena di samping yang tersebut pada ayat di atas masih ada lagi yang lain, hanya saja mengungkapannya yang berbentuk hash sedang maknanya tidak demikian, yaitu sebagai bantahan terhadap orang-orang musyrik yang mengharamkan sesuatu yang sebenarnya dihalalkan Allah dan menghalalkan yang sebenamya diharamkan Allah.
Kelima:
Diantara faedah Asbabun Nuzul adalah untuk mengetahui nama orang yang menjadi kasus turunnya ayat agar keraguan dan kekaburan menjadi hilang, sebagaimana Marwan menduga bahwa firman Allah SWT:
Ialah diturunkan sehubungan dengan kasus Abdurrahman ibnu Abi Bakar. Aisyah membantah bahwa anggapan tersebut adalah salah, ia menjelaskan kepada Marwan tentang sebab turunnya. Adapun secara lengkap kisah tersebut sebagaimana diriwayatkan Bukhari sebagai berikut:
“Marwan adalah seorang amil (Gubernur) wilayah Madinah. Muawiyah menginginkan agar Yazid menjadi khalifah setelah kemangkatannya. Ia menulis surat kepada Marwan tentang persoalannya. Karenanya Marwan mengumpulkan rakyat dan berpidato di hadapan mereka. Dalam pidatonya ia menyebutkan nama Yazid (memfigurkan). Dalil ia menyeru untuk membaiatnya sambil berkata: “Sesungguhnya Amirul Mukminin telah diperlihatkan oleh Allah tentang pendapat yang baik dalam diri Yazid. Bila Amirul Mu’minin mengangkatnya sebagai khalifah, sungguh Abu Bakar dan Umar pun telah menjadi khalifah”.
Abdurrahman menjawab: “Bukankah sistim yang demikian itu merupakan Herakliusisme?” (Maksudnya itu adalah kediktatoran seorang raja sebagaimana tindakan raja-raja Romawi). Marwan menjawab: Itu sama dengan sunah Abu Bakar dan Umar. Abdurrahman menjawab lagi “Herakliusisme”. Abu Bakar dan Umar tidak mengangkat keturunan atau familinya sedangkan Muawiyah bertindak semata-mata untuk kehormatan anaknya seraya Marwan berkata “Tangkaplah ia Abdurrahman”. Abdurrahman masuk ke rumah Aisyah, karena itu pengejar-pengejarnya tidak dapat menangkapnya. Setelah itu Marwan mengatakan “Dialah orang yang menjadi kasus sehingga Allah menurunkan ayat:
Dan orang yang berkata kepada kedua ibu bapaknya cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku?(Al-Ahqaf ayat 17)
Dari balik tabir Aisyah menjawab “Allah tidak pernah menurunkan ayat Al-Qur’an tentang kasus seseorang tertentu di antara kita kecuali ayat yang melepaskan aku dari tuduhan berbuat jahat, andaikata aku mau menjelaskan orang yang menjadi kasus turunya ayat tesebut niscaya akan kujelaskan.

sumber:  http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/3/1/pustaka-72.html

Senin, 21 Oktober 2013

Studi Al-Qur'an . Mengenai ayat pertama dan terakhir



18 Oktober 2013Moh. Mustafi - Semester 1Pengetahuan Mengenai Yang Turun Pertama Dan Terakhir
Dalam hal apa yang pertama kali diturunkan dan apa yang terkhir kali, para ulama mempunyai banyak pendapat, yang akan kami ringkas dan pertimbangkan didalam pembahasan berikut ini :
A.    Yang Pertama Kali
1.      Pendapat yang paling sahih mengenai yang pertama kali turun ialah firman Allah : 
“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (al-‘Alaq : 1-5)

2.      Dikatakan pula, bahwa yang pertama kali turun adalah firman Allah : Ya ayyuhal mudassir (wahai orang yang berselimut).
Jabir menjelaskan bahwa surah Muddassir-lah yang turun secara penuh sebelum surah Iqra’ selesai diturunkan, karena yang turun pertama sekali dari surah iqra’ itu hanyalah permulaannya saja.
3.      Dikatakan pula ayat yang pertama kalinya diturun adalah surah Fatihah. Mungkin yang dimaksudkan adalah surah yang pertama kali turun secara lengkap.
4.      Disebutkan juga bahwa yang pertama kali turun adalah Bismillahirrahmanirrahiim, karena basmallah itu turun mendahului setiap surah.
Cara menyatukan pendapat-pendapat diatas bahwa ayat yang pertama kali turun itu Iqra’ bismi rabbik, dan ayat yang mengenai perintah tablig (untuk menyampaikan) yang pertama kali turun ialah Ya ayyuhal mudassir, sedangkan surah yang pertama kali turun ialah Fatihah.
Juga dikatakan bahwa yang pertama kali turun mengenai kerasulan adalah Ya ayyuhal mudassir, dan yang pertama kali turun mengenai kenabia adalah Iqra’ bismi rabbik itu menunjukkan kenabian Muhammad s.a.w sebab kenabian it adalah wahyu kepada seorang melaluui perantaraan malaikat dengan penugasan khusus. Sedangkan firman Allah Ya ayyuhal mudassir; qum fa anzir itu menunjukkan kerasulannya, sebab kerasulan itu adalah wahyu kepada seseorang dengan perantaraan malaikat dengan penugasan umum.

B.     Yang Terakhir kali Diturunkan
1.      Dikatakan bahwa ayat yang terkhir yang diturunkan mengenai riba.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba - yang belum dipungut – (al-baqarah : 278)
2.      Adapula yang mengatakan yang diriwayatkan oleh an-Nasai dan lain-lain, dari Ibn Abbas dan Said bin Jubair :
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.....(al-Baqarah ; 281)
3.      Ada yang mengenai utang; berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Said bin al-Musayyab Telah sampai kepadanya bahwa ayat Quran yang paling muda di Arsy ialah ayat mengenai utangyang dimaksudkan adalah ayat :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (al-Baqarah : 282)
4.      Ada lagi yang mengenai kalalah (warisan). Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Bara bin Azib; dia berkata Ayat yang terkhir diturunkan adalah :
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah.(an-Nisa: 176)
5.      Dalam Al-Mustadrak disebutkan, dari Ubai bin Kaab yang mengatakan : Ayat terakhir kali diturunkan : Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,(at-Taubah : 128)
6.      Surah Al-Maidah. Ini didasarkan pada riwayat Tirmizi dan Hakim, dari Aisyah r.a. Namun karena dalam hal dan haram, sehingga tak satu hukum pun yang dinasikh didalamnya
7.      Surah Ali imron : 195 ; didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Mardawaih melalui Mujahid, dari Ummu Salamah; dia berkata : Ayat yang terakhir kali turun adalah ayat ini : Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.(qs. Ali Imron : 195)
8.      Surah an-Nisa: 95 ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Bukhori dan yang lain dari Ibn Abbas yang mengatakan : Ayat ini (Barang ssiapa membunuh seseorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam)adalah ayat yang terakhir diturunkan dan tidak diasikh oleh apa pun.
9.      Dari Ibn Abbas dikatakan : Surah terakhir yang diturunkan ialah : Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan (an-Nashr)

Oleh karena itu, para ulama menyatakan kesempurnaan agama didalam surah al-maidah ayat 3 ini. Allah telah mencukupkan nikmat-Nya kepada mereka dengan menempatkan mereka di negeri suci dan membersihkan orang-orang musyrik dari padanya serta menghajikan mereka dirumah suci tanpa disertai oleh seorang musyrikpun; padahal sebelumnya orang-orang musyrik berhaji pula dengan mereka. Yang demikian itu termasuk nikmat yang sempurna, dan telah kucupkan kepadamu nikmat-Ku
C.     Yang Mula-Mula Diturunkan Menurut Persoalannya
1.      Mengenai makanan : al-Anam ayat 45 (makan yang haram bangkai, darah yang mengalir, daging babi karena semua itu kotor atau yang disembelih atas nama selain Allah, namun bila terpaksa dan dia tak menginginkannya dan sert tidak melampaui batas, maka Tuhanmu Maha Pengampun dan maha Penyayang), an-Nahl ayat 114-115, al-Baqarah ayat 173, al-Maidah ayat 3
2.      Mengenai minuman : al-Baqarah ayat 219 (Khamar dan judi dosanya lebih besar dari pada manfaatnya), an-Nisa ayat 43 (jangan melakukan shalat , sedang kamu daam keadaan mabuk), al-Maidah ayat 90-91 (minum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan anak panah itu adalah perbuatan yang keji)
3.      Mengenai perang : Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena mereka telah dianiaya. Dan Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka (al-Hajj : 39)
D.    Faedah Pembahasan Ini
1.      Menjelaskan perhatian yang diperoleh Quran guna menjaganya dan menentukan ayat-ayatnya. Quran adalah dasar agama, penggerak iman dan sumber kemuliaan serta kehormatan.
2.      Mengetahui rahasia perundang-undangan Islam menurut sejarah sumbernya yang pokok. Ayat Quran dapat mengatasi persoalan kejiawaan manusia dengan petunjuk ilahi, dan mengantarkannya dengan cara-cara yang bijaksana dan menempatkan mereka ke tingkat kesempurnaan.
3.      Membedakan yang nasikh dengan yang mansukh.



Minggu, 20 Oktober 2013

Renungan Hati : Kisah Duka Pemuda Akibat Pacaran تَوَدُّد

Bismillah,

Saudaraku yang budiman, Beginilah buah cinta yang dihadirkan akibat berpacaran, pacaran adalah sesuatu terlarang dalam agama ini dimana syaitan menggoda para pasangan  dari hamba yang dimabuk asmara ini seolah dunia hanya milik mereka berdua,

Maka pacaran adalah sesuatu tindakan yang menyimpang dalam agama ini, mari kita perhatikan balasan bagi hamba yang berpacaran dan buah dari kisah cinta setiap insan yang hanya mementingkan kedunyaan dan terbalut nafsu semata yaitu pacaran.

Ada kisah saeorang wanita jelita yang dirundung duka, pada suatu masa, di hati dia terasa tersiksa, jiwapun merana dan hidup terasa tak berarti jika cinta terdustai, Dunia serasa menghimpit diri, hidup seolah terjepit, dan hari harinya diselimuti perasaan sakit.

Bertanya dalam hati dia, apa salahku? hingga dia tega melukai aku dan kenapa dia tega meninggalkan aku, sungguh lelaki ini telah melukai hati dan sungguh lelaki ini telah menghianati janji dan cinta yang pernah bersemi. Kekecewaan mulai menghujam ,kebencian datang, dan dendampun tak tertahankan.

Saudaraku pembaca yang baik hati begitulah expresi rasa sakit hati yang sering hadir bagi siapapun yang cintanya terbalas dusta karena awal bercinta karna nafsu semata, karna awal tujuan Alloh dia lupakan karna awal permulaan yang dimulai kemaksiatan dan larangan dalam agama yaitu berpacaran yang memabukkan setiap insan.

Berpacaran sangatlah membahayakan bagi kesehatan jiwa, pacaran adalah jalan kemudhorotan dan kekecewaan, pacaran adalah pintu gerbang saling menyakiti, pacaran adalah pintu kejelekan dalam sejarah hubungan cinta manusia, dan terkadang banyak sekali pacaran mengakibatkan derita yang berkepanjangan, untuk itu takutlah wahai pemuda dimana syaitan selalu membisikan asmara didalam dada, jagalah aturan main berinteraksi dengan wanita dan sebaliknya.

Mari renungkan buah cinta akibat dasar nafsu syahwat semata, seorang manusia yang dimabuk cinta berduka ketika cinta khianati, dan siapapun memahami betapa tidak enaknya dikhianati, setelah kebersamaan berjalan sekian lama, kian terpupuk perasaan cinta dan asmara yang memabukkan, dipupuklah cinta itu oleh seorang pemuda dan wanita hingga mengkristal menjadi sebuah keyakinan yang salah.menjadi sebuah kepercayaan yang mebelok, dan ahkirnya mereka dimabuk cinta dengan memberikan sesuatu yang seharusnya disucikan, lupa akan tujuan hidup dimana semua harus ikut pada tuntunan, dia sia siakan amanah dari Alloh dengan umbaran nafsu yang menyesatkan, dan ahkirnya kehormatanpun sering dipertaruhkan demi asmara ini,

Wahai pemuda kenapa engkau tak menjadi hamba berbudi kenapa engaku hanya mengikuti kata hati yang tak terbimbing kebenaran, apakah kamu merasa sudah tidak butuh kebahagaiaan, apakah kamu sudah merasa cukup denngan penderitaan akibat cinta pacaran ini, renungkanlah wahai saudaraku pemuda, jadilah hamba yang dewasa, yang bisa berfikir matang dengan akibat cinta buta, jadilah hamba yang sederhana dan mudah menerima nasehat para orang tua, gembirakanlah dia orang tuanmu dengan kebaikan hidupmu, yaitu kebaikan yang dihasilkan karena ketaatanmu kepada Rab-mu, Kebaikan yang diperoleh karena kamu mentauladani dan patuh pada petunjuk nabimu, dan kebaikan yang di dapat dari para salaful ummah sebagaimana mereka memimpinmu dalam bertakwa.

Kamukan sudah memahami bahwa kenyataan mabuk asmara adalah menyakitkan, kenyataan ahkir dari buah cinta karna balutan nafsu hanyalah kedustaan, dan kenyataan hubungan ini sangat banyak menimbulkan kekecewaan.

Maka sekarang mau kemana kamu saudaraku pemuda? jika kamu tumbuh dewasa kamu akan fahami semua, jika kamu lekas berfikir arif dan bijaksana kamu akan temukan jalan kebaikan dari semua ini dan jika kamu benar benar matang dalam mempersiapkan ini kamu berhak akan kebahagiaan didunia dan ahkirat syaratnya kamu tinggalkan kebiasaan menyimpang ini yaitu mabuk cinta karna berpacaran.

Wahai saudaraku yang mulai memahami, fahamilah derita mabuk asmara sangatlah mengecewakan, banyak diantara pemuda resah dan gelisah karena cintanya terkhianati, sehingga keindahan hidup yang dia idamkan ternodai. sungguh tak dapat dilukiskan derita akibat sakit hati akibat pacaran.

Lalu bagaimana bagi mereka yang terlanjur melakukan kebiasaan ini dan sudah mendapati derita hati , dan sudah merasakan kekecewaan yang mendalam, apakah bisa diobati? jawabnya tentu karena setiap penyakit ada obatnya, termasuk penyakit derita hati ini.

Rosul Sholollohualaihi Wassalam Bersabda :

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Sedang penyembuhan penyakit hati ini kami kabarkan kepada kalian para pemuda memerlukan tekat meninggalkan cinta berbalut syahwat semata (Pacaran), kalian telah menebalkan coretan cinta kedalam kanfas yang tebal, kalian telah berlebihan memberikan cinta kepada seseorang, Bahkan kalian sudah melebihi ukuran tingginya cinta Kepada Alloh Aza Wajalla  dan RasulNya, dan kalian sudah melupakan para saudaramu seiman yang luar biasa usahanya ingin menjauhi mabuk cinta akibat pacaran ini,

Maka sudah sudah saatnya kalian menyembuhkan diri, reguklah obat ini, dan rangkulah tongkat pegangan ini, dan minumlah madu ini, yaitu dengan satu prinsip ” Mencintai sesuatu karena Alloh Ta’ala dam membenci sesuatu karena Alloh Ta’ala ” dengan prinsip ini kamu akan mendapatkan kekuatan akidah yang luar biasa hebatnya, kamu akan mendapatkan perisai dari kedukaan ini, kamu akan mendapatkan ganti yang lebih baik dari kekecewaan akibat coretan tinta yang tebal dan kamu akan bisa menghapusnya. Menjadikan hatimu manis dan berbunga-bunga karena merasakan kesejukan iman :  Rosul Sholollohualaihi Wassalam beliau bersabda:

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

 ”Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman.yaitu: menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.”Rowahu Bikhariy

Pendahulu Yang Sholeh  berkata” Cintailah seseorang sekedarnya saja, sebab siapa tahu suatu saat engkau akan membencinya “

Saudaraku yang budiman, begitulah sangat mengharukan kisah percintaan yang baik dan sangat menyedihkan kisah pacaran yang memabukan. Semoga Alloh memudahkan kalian pemuda  mendapatkan jodoh yang terbaik tentu hanya dengan satu jalan yaitu KALIAN SEMUA HIJRAH BERKUMPUL DAN BERINTERAKSI DENGAN ORANG ORANG BAIK LAGI SHALIH. KALIAN BINALAH HUBUNGAN BAIK DENGAN PARA HAMBA BERILMU DAN KALIAN KUATKAN IMAN DAN AMAL BERSAMA MEREKA, sehingga kalian tak diragukan lagi akan mendapatkan kebaikan hidup dan kebaikan hidup sesudah mati bersama mereka.

Ingatlah musuh-musuhmu syaitan dari golongan jin dan manusia sering menakut nakuti termasuk pencipta kebiasaan pacaran ini yaitu kaum kafir , tapi balaslah bisikanya dengan keyakinan firmanNya :

بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Robnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” Albaqarah ayat 112.

Dengan begitu selangkah lagi kamu menuju kebaikan dan kebahagiaan yang hakiki didunia dan ahkirat  karna kamu meyakini kabar gembira dari -Nya Alloh berfirman : 

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” Anahl Ayat  97.

Waullohua’lam bishowab.

Abu Amina Alanshariy

Ma’had Salafiyah Annashihah Cepu

Diambil dari pengalaman ihkwah dan Maraji penulisan Thibbun Nabawiy Ibnu Qoyim Aljauziyah, Shahih Bukariy,Tafsir Ibnu Katsir

Jangan Salahkan Allah

Orang yang terjahat dalam hidupmu itu adalah pacarmu sendiri.
karena dia, kau membuat orang tuamu malu
karena dia, kau membuat malu Nabimu
karena dia, kau mengingkari perintah Tuhanmu

NOVEL "JERUK MAKAN JERUK "

Pagi duniaku, Suasana pagi yang sejuk bagi seorang pemuda yang mencoba menjadi seorang pendidik di sebuah lembaga MTs dipedalaman desa...